Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment
.
.
Abstract: Various kinds of modernization can be done to improve the quality of education. One of them is by applying an assessment in which students’ activities are involved. So far the assessment carried out by teachers scarcely uses one that measures students’ performance in learning. The result of this study showed that Performance Assessment could improve the students’ understanding of biology concepts, their learning motivation, and develop teacher’s creativity in teaching biology.
Saat ini upaya perbaikan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: perubahan kurikulum, perbaikan mutu/kualitas guru dan siswa, peningkatan alokasi dana untuk pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan. Oleh karena itu, guru tidak hanya sebagai penerima pembaruan, namun ikut bertanggung jawab dan berperan aktif dalam melakukan pembaruan pendidikan, serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengelolaan pembelajaran di kelas.
Di dalam pembelajaran biologi, peneliti sering kali menemukan siswasiswa yang kurang memahami konsep-konsep biologi secara mendalam. Padahal pemahaman konsep-konsep biologi sangat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan teknologi di dalam kehidupan nyata di masyarakat. Hal ini mungkin saja bisa disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa, di dalam pembelajaran ditemukan kurangnya keterlibatan siswa, dan penekanan guru terhadap keterkaitan antara sikap biologi dengan lingkungan riil. Selain itu, bisa saja dalam pelaksanaan pengajaran, guru menyampaikan materi kurang menarik. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu rasanya ditemukan cara yang tepat sehingga permasalahan yang sering muncul di setiap pembelajaran biologi dapat diminimalisasikan.
Selain cara yeng tepat dalam membelajarkan biologi, ternyata guru juga perlu memilih bentuk penilaian yang tepat untuk mengukur penilaian hasil belajar siswa. Yang dimaksud penilaian yang tepat ini adalah penilaian yang sekaligus melibatkan penilaian proses dan produk. Salah satu bentuk penilaian yang tepat dalam pembelajaran biologi adalah dengan performance assessment (penilaian kinerja).
Performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan yang diinginkan. (Anonim, 2004). Performance assessment ini biasanya digunakan untuk menilai kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas (Hibbard dikutip Nur, 2001).
Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang siswa. Tugas itu disebut tugas kinerja. Menurut Hibbard, 1995 (dikutib Nur, 2001) tugas-tugas kinerja menghendaki: (1) penerapan konsep-konsep IPA dan informasi penunjang penting lainnya, (2) budaya kerja yang penting bagi studi atau kerja ilmiah, dan (3) penampakan ketidakbutaan ilmiah.
Penilaian kinerja harus mencakup hasil akhir dan proses untuk mencapai hasil itu. Dengan hanya melihat hasil akhir seperti laporan atau karya ilmiah, guru tidak mendapatkan gambaran seberapa banyak ideide asli yang berasal dari siswa yang dinilai.
Perlu dipahami bahwa penilaian kinerja tidak mengganti penilaian tradisional. Penilaian tradisional memberi bukti seberapa banyak informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh siswa, sedang penilaian kinerja memberikan suatu gambaran seberapa baik siswa itu dapat menggunakan satu atau lebih informasi itu. Setiap guru harus menemukan keseimbangan yang baik antara penilaian tradisional dengan penilaian kinerja.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan penilaian kinerja. Beberapa hal tersebut antara lain: Pertama, generability. Artinya apakah kinerja peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan itu sudah memadai. Kedua, authenticity. Artinya apakah tugas yang diberikan itu serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktik kehidupan seharihari. Ketiga, multiple foci. Artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan. Keempat, teachability. Artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang relevan dengan apa yang diajarkan guru di kelas. Kelima, fairness. Artinya apakah tugas yang diberikan sudah berhasil untuk semua peserta tes. Keenam, feasibility. Artinya apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan, mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan, waktu, atau peralatannya. Ketujuh, schorability. Artinya apakah tugas yang diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliabel, karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian kinerja adalah penskorannya (Ibrahim, 2003).
.
METODE
Penelitian ini direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang meliputi komponen-komponen perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian berlangsung selama dua bulan dari bulan Agustus sampai dengan September 2006 (semester 1) yang terbagi menjadi dua siklus, masing-masing siklus dengan alokasi waktu dua minggu (2 × 40 menit), dan setiap akhir siklus diakhiri dengan refleksi dan replanning.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Balikpapan dan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IX B SMP Negeri 17 Balikpapan.
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penelitian ini meliputi: Pertama, perencanaan (planning). Perencanaan ini diawali dengan mengidentifikasi masalah. Berdasarkan hasil survey pendahuluan diketahui bahwa siswa kurang memahami konsep-konsep biologi secara mendalam. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dari siswa dalam pembelajaran biologi. Kurangnya motivasi siswa ternyata dapat disebabkan oleh proses penilaian yang hanya menitikberatkan kepada produk tanpa melibatkan proses aktivitas siswa. Untuk mengatasi hal ini, akhirnya penulis menerapkan suatu bentuk penilaian performance assessment yang di dalamnya melibatkan keaktifan guru dan siswa.
Penilaian ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung atau setelah kegiatan belajar mengajar. Guru mempersiapkan tugas kinerja yang akan dikerjakan oleh siswa, beserta lembar pengamatan dan rubrik. Penilaian pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dilakukan ketika siswa sedang melakukan kegiatan/aktivitas pembelajaran. Sedangkan penilaian yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar berupa tes.
Kedua, pelaksanaan tindakan (acting). Pada tahap ini, penulis melaksanakan tindakan kelas dengan strategi pembelajaran siswa aktif dan pendekatan CTL yang menggunakan berbagai macam model pembelajaran. Ketiga, pemantauan (observing). Pada tahap pemantauan dikumpulkan data dan informasi dari beberapa sumber untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari pemberian performance assessment terhadap pemahaman konsep biologi dari tindakan yang telah dilakukan. Keempat, refleksi (reflection). Pada tahap ini penulis mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa. Penulis mengamati dan berdiskusi dengan teman sejawat tentang hasil sebelum dan sesudah melakukan tindakan, dan merumuskan keberhasilan maupun kekurangannya untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan langkah-langkah penyempurnaan dan pengembangan pada siklus selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 1.
.
.
HASIL
Siklus pertama dimulai pada bulan Agustus tahun 2006 dengan dua kali pertemuan (2 RPP). Masing-masing pertemuan menggunakan penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai pembanding. Adapun materi yang dipilih pada siklus pertama yaitu makhluk hidup dan prosesnya.
Penilaian kinerja yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah membuat grafik dari data yang diperoleh. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum mengukur pertumbuhan tanaman, siswa diminta untuk membuat grafik dari data yang mereka peroleh. Sedangkan penilaian kinerja yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah membuat peta konsep. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa diminta untuk membuat suatu peta konsep tentang metagenesis.
Hasil penilaian kinerja pada siklus pertama selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
.
.
.
Dari tabel 1 diperoleh informasi bahwa nilai ratarata siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja sama dengan hasil penilaian produk. Sedangkan dari tabel 2 diperoleh informasi bahwa nilai ratarata siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja lebih tinggi daripada hasil penilaian produk. Sehingga dari sini bisa dikatakan bahwa penilaian kinerja dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi walaupun nilai yang diperoleh belum dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa motivasi siswa dalam belajar biologi meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui lembar observasi yang telah dibuat penulis. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.
.
.
Dari informasi pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa motivasi siswa dalam belajar meningkat. Hal ini dapat dilihat dari turunnya persentase siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua yang sebagai berikut: (1) siswa yang berbicara materi yang tidak relevan dengan tugas berkurang sebesar 5,3%, (2) siswa yang melamun berkurang sebesar 2,5%, (3) siswa yang sering bertanya bertambah 2,7%, (4) siswa yang mengerjakan tugas dari guru bertambah 5,3%, (5) siswa yang suka mengganggu teman berkurang 2,6%, dan (6) siswa yang melakukan pekerjaan lain berkurang 5,3%. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran di kelas sangat baik.
Dari hasil observasi dan pengumpulan data yang dilakukan pada siklus pertama selanjutnya dilakukan refleksi. Dari data yang diperoleh ternyata hanya sebagian siswa saja yang mengalami peningkatan motivasi. Hal ini disebabkan siswa belum terlatih dalam proses penilaian kinerja. Oleh karena itu, penulis berinisiatif melaksanakan pembelajaran siklus 2.
Siklus kedua dimulai pada bulan September tahun 2006 dengan dua kali pertemuan (2 RPP). Masing-masing pertemuan menggunakan penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai pembanding. Adapun materi yang dipilih pada siklus pertama yaitu makhluk hidup dan prosesnya.
Hasil penilaian kinerja pada siklus kedua selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.
.
.
.
Dari tabel 4 diperoleh informasi bahwa nilai ratarata siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja lebih tinggi daripada dengan hasil penilaian produk. Sedangkan dari tabel 5 diperoleh informasi bahwa nilai ratarata siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja lebih tinggi daripada hasil penilaian produk. Sehingga dari sini bisa dikatakan bahwa penilaian kinerja dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi sesuai dengan apa yang diharapkan penulis.
Dari penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa motivasi siswa dalam belajar biologi meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui lembar observasi yang telah dibuat penulis. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.
.
.
Dari informasi pada tabel 6, dapat dikatakan bahwa motivasi siswa dalam belajar meningkat. Hal ini dapat dilihat dari turunnya persentase siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua yang sebagai berikut: (1) siswa yang berbicara materi yang tidak relevan dengan tugas berkurang sebesar 5,5%, (2) siswa yang melamun berkurang sebesar 5,0%, (3) siswa yang sering bertanya bertambah 21%, (4) siswa yang suka mengganggu teman berkurang 2,4%, (5) siswa yang keluyuran ke luar kelas/dari tempat duduk sendiri berkurang 2,4%, dan (6) siswa yang melakukan pekerjaan lain berkurang 7,9%. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran di kelas sangat baik.
Dari hasil observasi dan pengumpulan data yang dilakukan pada siklus kedua selanjutnya dilakukan refleksi. Dari data yang diperoleh ternyata sebanyak 80% siswa memperoleh nilai minimal 63 untuk jenis penilaian kinerja dan penilaian produk. Sehingga bisa dikatakan bahwa pembelajaran biologi dengan menggunakan penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa.
.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, jenis penilaian kinerja (performance assessment) pada pembelajaran biologi mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep biologi. Selain itu, proses penilaian semacam ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan memunculkan kreativitas guru dalam mengembangkan proses penilaian pembelajaran biologi.
.
SARAN
Performance assessment perlu terus dikembangkan oleh guru, karena penilaian ini dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi pada siswa. Selain itu penilaian produk juga harus tetap dilaksanakan karena memberi bukti seberapa banyak informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh siswa. Setiap guru harus menemukan keseimbangan yang baik antara penilaian kinerja dan produk.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Kurikulum Berbabis Kompetensi. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Biologi untuk SLTP. Jakarta: BP3K Depdiknas
Anonim. 2004. Modul Penilaian Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Hibbard, M. 1993. Performance Assessment In The Science Classroom. New York: McGraw Hill.
Ibrahim, M. 2003. Asesmen Autentik. Jakarta: Dirjen Diksasmen Depdiknas
Kadarwati, A. 2001. Data Collection Method and Data Analysis of Car. Surabaya: Unesa
Mukhlis, A. 2001. PTK, Konsep Dasar dan Langkah-Langkah. Surabaya: Tanpa penerbit
Nur, M. 2001a. Makalah Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Tanpa penerbit
Nur, M. 2001b. Performance dalam Pendidikan IPA. Surabaya: Tanpa penerbit
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP Untuk Kelas IX. Jakarta: Esis